Showing posts with label Article. Show all posts
Showing posts with label Article. Show all posts

Thursday, October 8, 2020

Kenali Heat Stroke, Si Silent Killer

Hallo sobat Pet, Pernahkan kalian mendapati pet kalian menjulur-julurkan lidah dan terlihat seperti terengah-engah? Hal ini disebut panting saat suhu lingkungan terasa lebih tinggi dari biasanya atau setelah melakukan aktivitas bermain? Kenapa pet kalian melakukan ini, terutama doggy? Hal ini disebabkan pet tidak memiliki jumlah kelenjar keringat diseluruh permukaan tubuh seperti manusia, pet hanya miliki kelenjar keringat di telapak kaki.

Panting pada anjing

Aktivitas berlebih yang dilakukan oleh pet saat siang hari apalagi saat di luar ruangan dapat meningkatkan suhu tubuh pet maka untuk menurunkan ke suhu tubuh normal mereka melakukan panting bila hal ini tidak cukup untuk menurunkan suhu tubuh mereka maka akan didapatkan kondisi yang disebut Heat Stroke. Kondisi Heat Stroke pada pet dapat berkibat fatal dan mengancam nyawa pet. Sehingga perlu dilakukan pertolongan segera bila terlanjur terjadi hal tersebut, atau sobat pet dapat melakukan pencegahan sebelum terjadinya Heat Stroke.

Gejala yang ditunjukkan pet saat terjadi heat stroke biasanya pet terlihat panting yang berlebihan dan terlihat tidak nyaman setelah melakukan aktivitas di luar ruangan. Pet akan terlihat lemas dan cenderung berhenti beraktivitas. Beberapa gejala lain yang ditunjukkan pet biasanya berliur yang berlebihan, gusi terlihat lebih merah, muntah, diare, pet tidak merespon lagi. Pada kondisi yang berkelanjutan dan tidak segera mendapatkan penangan pet akan mengalami perdarahan organ karena panas tubuh yang tinggi menyebabkan peningkatan aktivitas pembuluh darah bahkan pembuluh darah dapat pecah, hal ini terlihat bila terjadi diare berdarah setelah Heat stess. Kondisi ini sangat membahayakan nyawa pet.

Beberapa aktivitas dan faktor pendukung yang meningkatkan resiko Heat Stroke:

1. Jenis doggy brachycephalic (Pug, Bulldogs dan doggy dengan moncong pendek)

2. Anjing dengan bulu yang lebat dan berhidung pendek dan obesitas memiliki resiko yang besar.

3. Aktivitas luar ruangan seperti olahraga saat siang hari atau sore hari. 

4. Aktivitas di pantai saat siang atau matahari terik.

5. Meninggalkan doggy dalam mobil tanpa pendingin yang memadai dan air minum. 

6. Meninggalkan pet dalam ruangan atau kandang yang panas tanpa air minum yang cukup


Apabila telah terlihat adanya gejala heat stroke maka sobat pet harus segera melakukan beberapa upaya pertolongan, diantaranya:

1. Kompres pet dengan air dingin atau ice pack atau dengan handuk basah

2. Upayakan kompres di seluruh area tubuh terutama area punggung, kepala dan leher

3. Segera hubungi dokter hewan atau emergency klinik hewan terdekat

4. Bila masih terdapat kesadaran yang cukup dari pet untuk menelan berikanlah sedikit demi sedikit air untuk diminum

Perhatikan aktivitas dan suhu tubuh pet kalian, bila memungkinkan hindari aktivitas yang berlebihan di luar ruangan pada siang hari atau terika matahari. Pet cenderung tidak mampu mengontrol aktivitas bermain apabila sudah terlanjur keasyikan bermain oleh karena itu pemilik hewan harus memperhatikan aktivitas pet.


Klinik Hewan Bogor

Myma Pet House


Penulis: drh. Anis Oktavia

Saturday, April 28, 2018

Tips Memberikan Obat pada Kucing

Hai Pet lovers, 
Memberikan obat dan vitamin adalah hal yang sering menjadi kendala bagi pemilik kucing, karena kucing tidak semudah anjing dalam memberikan obat. Selain karena ukuran rongga mulut yang cenderung kecil, kucing juga mempunyai refleks menutup rahang yang lebih cepat. Selain itu, kucing tidak menyukai rasa selain rasa daging karena mereka adalah karnivora murni.

Pemberian obat cair vs tablet

Memberikan obat dan vitamin pada kucing bisa dalam bentuk cair seperti syrup maupun tablet/kapsul. Pemberian obat cair harus dilakukan sedikit demi sedikit dari samping mulut menggunakan pipet. Tunggu respon menjilat dari kucing baru diberikan lagi. Hindari memberikan dengan cepat karena akan membuat obat terbuang. Pmeberian obat syrup harus dilakukan dengan sabar dan telaten. Selain itu, hindari memberi obat cair dari depan mulut karena beresiko hewan tersedak.
Pemberian obat syrup dari samping
Pemberian obat tablet atau kapsul agak berbeda, dilakukan dari depan mulut dan lakukan dengan cepat serta yakin. Sebaiknya, gunakan tablet introducer untuk melontarkan obat tablet dengan tepat dan aman. Hindari menggukan jari karena bisa melukai rongga mulut kucing serta jari kita beresiko tergigit.
Pemberian obat tablet pada kucing

Saat menggunakan tablet introducer, pastikan kondisi alat baik dan kering sehingga dapat mendorong dengan sempurna. Memberikan obat dengan tablet introducer harus dilakukan dengan hati-hati, tepat dan yakin karena tablet introducer harus dimasukkan hingga ke ujung rongga mulut (dekat pangkat lidah) kemudian tutup mulut kucing.

Tablet introducer untuk kucing

Kendala pemberian obat pada kucing

Q: Saya takut memberikan obat tablet karena khawatir kucing tersedak
A: Diperlukan latihan karena keterampilan ini sangat diperlukan untuk memberikan obat cacing rutin pada kucing kesayangan. Siapkan dana untuk membeli tablet introducer. Karena memudahkan dalam pemberian obat serta sangat aman. Alat tablet introducer pun dapat dipakai berulang kali.

Q: Kucing saya sering berliur saat diberikan obat syrup
A: Kucing memang kurang menyukai rasa tertentu yang bukan rasa daging. Siapkan kain lembut atau tisu untuk membersikan liur yang berlebihan saat pemberian obat / vitamin. Ingat, berikan obat sedikit-sedikit lewat samping mulut agar kucing tidak tersedak.

Q: Saya tidak bisa memasukkan obatnya, baik syrup maupun tablet
A: Bila dengan keterangan dan gambar di atas belum juga mempunyai keberanian untuk memberikan obat, silahkan berkonsultasi dengan dokter hewan anda. 


Semoga artikelnya bermanfaat,
sehat selalu untuk kesayangan kaki empat di rumah

drh. Anastasia Narani
Klinik Hewan Bogor Myma Pet House


Tuesday, October 31, 2017

Ambeien (Prolaps Anii) Pada Hewan Kesayangan

Ambeien atau prolaps ani merupakan penonjolan anus. Pada anjing dan kucing, kasus ini cukup sering ditemukan pada hewan yang masih muda atau sudah tua. Meskipun dapat terjadi pada semua hewan, umur, dan berbagai ras. Prolaps ani seringkali dianggap sepele dan lambat mendapat penanganan. Padahal, kasus prolaps ani bisa menjadi serius dan berbahaya bila tidak segera ditangani.

prolaps ani (dan rektum) pada kucing

Penyebab prolaps anii cukup beragam, namun gejala diare yang panjang atau konstipasi yang parah juga dapat menyebabkan terjadinya ambeien pada hewan. Prolaps anii juga dapat disebabkan oleh gangguan organ lain seperti urolithiasis, gangguan persalinan, tumor pada saluran cerna, dan hernia perineal. Kasus prolaps anii beragam tingkat keparahannya, tergantung seberapa besar jaringan yang menonjol keluar dan bagaimana kondisi jaringannya. Bila jaringan sudah menghitam maka dapat dikategorikan bahaya. 

 

Diagnosa prolaps anii

Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, pemeriksaan darah dan pemeriksaan feses. Gangguan pencernaan disebabkan oleh alergi makanan, manifestasi parasit, infeksi bakteri atau virus. Sehingga diperoleh penyebab utama prolaps ani dan dapat diobati serta di cegah terulang kembali. 

 

Penanganan prolaps anii

Bila memungkinkan, maka akan anus akan dimasukkan kembali (reposisi) dan lubang anus akan di jahit. Namun, kondisi ini mempunyai syarat yaitu anus masih segar, waktu keluar nya anus masih hitungan jam. Bila anus sudah tidak segar dan sudah keluar lebih dari satu hari, maka metode ini tidak tepat, karena anus cenderung akan keluar lagi. 



Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter hewan akan menentukan apakah bisa dilakukan reposisi atau harus dilakukan tindakan bedah colopexy.

Colopexy adalah tindakan bedah dimana kolon di jahit ke dinding perut dari dalam untuk mencegah berulangnya prolaps anii.  Colopexy merupakan tindakan bedah invasif sehingga kondisi fisik hewan harus stabil. selanjutnya hewan akan diberi treatment sesuai kebutuhan pasca operasi. 


operasi colopexy



Pasca operasi

Pasca operasi baik reposisi maupun colopexy, hewan akan mendapat diet khusus untuk mencegah terulangnya prolaps anii. pemberian obat dan penggunaan elizabeth collar harus sesuai petunjuk dokter hewan agar dapat sembuh maksimal. Cek secara rutin agar jahitan kering dan hewan dapat beraktifitas seperti biasa. 

Semoga informasi nya bermanfaat

konsultasikan kondisi hewan kesayangan anda secara berkala kepada dokter hewan kepercayaan anda. 


drh. Anastasia Narani
Klinik Hewan Bogor 
Myma Pet House

Friday, September 29, 2017

Waspadai Batuk pada Anjing

Anjing memiliki sifat atau naluri senang mengeksplor lingkungan dengan penciuman dan penjilatannya, jadi banyak potensi masuknya debu, kotoran, dan kuman ke saluran pernafasan. 

Batuk sebenarnya merupakan reaksi/respon tubuh khususnya pada saluran pernafasan, untuk mengeluarkan benda asing yang masuk. Jika intensitas dan frekuensinya makin meningkat apalagi diikuti kondisi tubuh yang makin menurun, kita perlu curigai adanya gangguan atau penyakit pada daerah saluran pernafasan. Apakah dog lovers sering mendengar anjing kesayangan di rumah batuk? jika iya, maka kita perlu mewaspadainya. 

Pada anjing, jenis batuk akan menunjukan gejala penyakit yang berbeda-beda. Artikel kali ini, Myma Pet house akan menyampaikan beberapa penyakit atau penyebab gangguan batuk untuk dog lovers wapadai:


1. Tracheal collaps
Trakheal collaps merupakan kondisi kelemahan pada jaringan cincin tulang rawan trakhea (saluran pernapasan menuju paru-paru) yang menghasilkan penyempitan lubang saluran nafas. Hal inilah yang menyebabkan anjing batuk. kondisi ini dapat terjadi karena faktor bawaan (genetic) kurangnya zat-zat pembentuk cincin tulang rawan calcium, chondroitin, glikoprotein, dll. Kasus ini sering terjadi pada anjing dengan ras kecil, umumnya terjadi pada anjing yang gemuk dan biasanya terjadi pada anjing umur 6 sampai 7 tahunan ke atas, yang dipicu oleh aktivitas tinggi, tersedak, ataupun dapat terjadi karena cuaca yang sangat panas. Dapat pula diperparah akibat penyakit pernapasan lainnya seperti alergi, infeksi dan penyakit-penyakit yang akan dijelaskan selanjutnya.


Gejala klinis
Batuk kering dengan frekuensi yang sering, diikuti suara (bengek), kondisi seperti anjing tersedak (nafas cepat dan sesak, kadang terjadi kesulitan bernafas, mulut terbuka dan lidah terjulur, berusaha seperti ingin mengeluarkan/memuntahkan sesuatu), mondar-mandir tidak tenang dan lama kelamaan dapat menimbulkan stres.


2. Kennel Cough
Gangguan saluran pernapasan atas (trakheobronkhitis) akibat infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan reaksi batuk. Agen penyebab batuk ini umumnya parainfluenza virus, canine influenza virus atau beberapa virus lain seprti canine distemper virus, adenovirus tipe 2, atau multipel infeksi dengan bakteri bordetella bronchoseptica. Hati-hati karena bakteri jenis ini dapat menular ke manusia juga. Istilah kennel diambil dari kandang/penampungan anjing. Penularan penyakit ini sangat cepat hanya dengan kontak langsung dengan anjing sakit, yang umumnya terjadi di kennel, shelter, atau tempat penitipan anjing dengan populasi yang padat dan ventilasi serta sanitasi yang kurang baik. 


Gejala klinis
Awal infeksi anjing akan demam dalam beberpa hari, beberapa kasus ada yang diawali dengan bersin, umumnya anjing yang terserang kennel cough menunjukan gejala batuk kering dengan intensitas dalam dan frekuensi cukup sering apalagi setelah melakukan aktivitas tinggi, namun jika terdapat infeksi sekunder bakteri maka batuknya akan terdengar seperti ingin mengeluarkan lendir/dahak. Biasanya anjing dengan imunitas yang baik masih bisa beraktivitas normal namun kondisi batuk yang cukup lama akan membuatnya stress dan tidak nyaman.


3. Pneumonia
Infeksi saluran pernapasan atas dapat terus berkembang hingga ke paru-paru, jika terjadi peradangan pada paru-paru disebut pneumonia. Penyebab pneumonia merupakan lanjutan dari infeksi beberapa/multiple bakteri ataupun fungal/jamur patogen (bersifat penyakit) yang telah lama (kronis) menginfeksi saluran pernapasan. Penyakit ini terjadi karena kurangnya perhatian owner terhadap kebersihan, kesehatan dan nutrisi anjing kesayangannya yang sedang sakit batuk sebelumnya.


Gejala klinis
Anjing yang mengidap pneumonia memiliki gejala klinis yang sudah cukup parah seperti batuk basah dengan intensitas dan frekuensi yang sering, karena paru-paru telah mengalami peradangan (kemerahan, kebengkakan, sakit, tidak dapat berfungsi normal) dan penuh dengan cairan lendir, sehingga anjing akan sesak atau kesulitan bernapas, diikuti dengan demam, lemah dan lemas, muntah, stres, kehilangan nafsu makan, hingga penurunan berat badan yang signifikan.


4. Heartworm
Cacing tidak hanya bersarang di saluran pencernaan namun ada juga cacing yang dapat bersarang di jantung pada anjing. Spesies cacing yang dapat menyerang jantung adalah Dirofilaria immitans yang ditularkan melalui gigitan nyamuk pembawa larva cacing tersebut. Larva cacing masuk ke tubuh anjing melalui peredaran darah hingga bersarang di jantung Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada jantung, bahkan larva juga dapat bermigrasi ke organ lainnya seperti paru-paru. Gangguan pada paru-paru dapat menimbulkan reaksi batuk pada anjing. Bahkan cacing ini dapat menular ke manusia juga melalui gigitan nyamuk.


Siklus hidup Dirofilaria immitis
babcockhills.com


Gejala klinis
jenis batuk umumnya kering, sesak atau nafas cepat dan kesulitan bernafas/lemah, anjing akan mengalami anemia, lesu, mual hingga muntah darah, kehiangan nafsu makan, kehilangan berat badan yang cukup signifikan, bahkan pada kasus yang sudah berat dapat menyebabkan hewan tidak sadarkan diri.


5. Gangguan Jantung
Ada beberapa gangguan jantung pada anjing lainnya, khususnya pada anjing yang berumur diatas 6-7 tahun ke atas. Ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan baik maka cairan akan terakumulasi di paru-paru (edema pulmonum) atau disebut gagal jantung kongestif. Akumulasi cairan pada paru-paru dapat menimbulkan batuk. Oleh karena itu jangan remehkan batuk yang menyerang anjing kesayangan kita.


Gejala klinis
Umumnya batuk terjadi pada malam hari ketika anjing tidur atau pada posisi berbaring yang menyebabkan cairan menggenangi seluruh permukaan paru-paru, sehingga anjing akan mengalami sesak dan kesulitan benapas. Selain itu gejala klinis lainya yang juga muncul antara lain kebiruan di sekitar lidah, kelelahan, kelemahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, hingga berkurangnya daya tahan tubuh. Waspadai gangguan jantung terutama pada hewan dengan usia lanjut.


Hal yang perlu diperhatikan sebagai owner:
1. Segera bawa anjing kesayangan ke dokter hewan jika terdapat gejala-gejala penyakit seperti penjelasan diatas, agar segera mendapatkan pertolongan. Pada beberapa kasus diperlukan observasi dan pemeriksaan lanjutan (cek darah, x-ray, dll) sehingga owner diharapkan konsisten dalam mengikuti prosedur pemeriksaan dan pengobatan dari dokter hewan.

2. Vaksinasi memerupakan pencegahan efektif untuk meminimalisir infeksi virus yang dapat menyebabkan batuk. 

3. Menjaga kebersihan harus kita terapkan dalam memelihara hewan di rumah. Rutin membersihkan kandang, wadah pakan, membuang kotoran setiap hari, dan mengatur sirkulasi udara dengan baik (ada aliran udara yang masuk, dan keluar). Karena penyakit biasanya bersarang pada tempat yang kotor dan pengap.

4. Meningkatkan nutrisi dan imunitas hewan dapat meminimalisir munculnya infeksi akibat penyakit yang masuk dan juga pada hewan yang sakit dapat membantu proses persembuhan. Berikan pakan ataupun suplemen terbaik yang sudah direkomendasikan oleh dokter hewan.

6. Pastikan anjing kesayangan sudah mendapatkan program obat cacing dari dokter hewan.

7. Pisahkan hewan yang sakit agar lebih mudah terpantau dan tidak menular ke hewan yang lainnya.

8. Biasanya anjing yang sedang sakit batuk lebih mudah stres, usahakan untuk memberikan perhatian yang lebih dan berikan tempat yang nyaman dan udara yang baik untuk istirahatnya. Dan sementara kurangi aktivitasnya yang dapat memicu lelah, penyempitan saluran nafas dan batuk

9. Jika ingin menitipkan anjing kesayangan, pastikan ke tempatnya terjamin kebersihan dan kualitasnya.

10. Jangan lupa untk selalu mencuci tangan apalagi setelah kontak dengan hewan yang sakit agar tidak menular ke hewan lainnya maupun ke diri kita.

11. Jangan memberikan obat apapun tanpa seizin dokter hewan. Jadilah owner yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Semoga artikelnya bermanfaat,

drh. Ajeng Herpianti
Myma Pet House
Klinik Hewan Bogor

Tuesday, August 1, 2017

Kenali Penyakit Kulit pada Kucing

Pet lovers, kali ini Myma Pet House akan berbagi informasi mengenai beberapa penyakit kulit yang sering menyerang hewan kesayangan kita khususnya pada kucing. Kucing memang hewan yang lucu, aktif, manja, senang bermain dan menggemaskan. Namun jika sudah terkena penyakit kulit bisa membuatnya tidak lucu dan menggemaskan lagi. Bahkan dapat menjadikan hewan kesayangan kita stress karena rasa gatal dan kesakitan yang dirasakan, akibatnya jadi tidak mau bermain lagi, tidak nafsu makan, kurus, dan kondisi yang buruk menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga penyakit lain dapat menginfeksi.

Identifikasi awal yang paling sederhana untuk mengetahui kucing kita di rumah mengalami penyakit kulit adalah “Apakah kucing anda sering kali menggaruk-garuk?” Bila jawabannya ya, ada kemungkinan kucing anda mengalami masalah kulit. Jika si kucing menggaruk pada area tertentu cek area tersebut apakah ada kemerahan, kerak, keropeng, bengkak, bintik-bintik ataukah kebotakan. Seringkali owner tidak mengetahui gejala-gejala penyakit kulit berbeda satu dengan lainnya. Owner juga perlu berhati-hati karena beberapa penyakit bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia.

Yuk kita baca penjelasan di bawah ini mengenai beberapa penyakit kulit pada kucing yang perlu kita ketahui dan waspadai:

1. Manifestasi Ektoparasit

Ektoparasit merupakan parasit yang hidupnya area kulit, menggigit, menghisap darah, bahkan ada yang masuk kedalam kulit membentuk terowongan, dan adapula yg hidupnya di dalam rongga telinga. Ektoparasit yang mengifeksi kucing antara lain pinjal/kutu loncat, caplak dan tungau (mite). Gigitan kutu atau caplak pada beberapa kasus dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, peradangan, dan tidak nyaman, hingga mengganggu pertumbuhan dan kesehatan hewan kesayangan kita.

Kulit yang iritasi akibat gigitan kutu (http://www.petful.com)


Penyakit kulit akibat ektoparasit  yang sangat bebahaya adalah skabies atau skabiosis, yang disebabkan oleh tungau jenis Notoedres cati dan Sarcoptes scabiei. Penyakit ini cepat penularannya bahkan juga dapat menular ke manusia hanya dengan kontak langsung. Gejala klinis berupa gata-gatal hebat, bungkul2 yang bergerombol disertai keropeng yang menonjol akibat dari tungau yang membentuk terowongan di bawah kulit. Gatal-gatal dapat menyebabkan kucing menggaruk-garuk tanpa henti dan dapat menyebabkan luka yang serius. Area yang seringkali terserang skabies adalah daun telinga. Bila kondisinya parah dan tidak segera diobati daun telinga dapat habis terkikis akibat manifestasi tungau tersebut. Jangan tunggu lama lagi untuk memeriksakannya ke dokter hewan.

Tungau Notoedres cati dengan perbesaran mikroskop
(http://www.catdandruffclinic.com)


Kondisi kucing yang terserang scabiosis


2. Infeksi Jamur

Infeksi jamur istilah medisnya dermatofitosis merupakan penyakit yang sering menyerang hewan kesayangan. Sebagian besar jamur (dermatofita) merupakan flora normal yang memang tinggal di kulit namun jika pertumbuhan meningkat barulah dapat menyebabkan kondisi patologis/penyakit di kulit tersebut. Jamur senang hidup di daerah yang lembab, kelembaban yang tinggi pada kulit yang basah dan kotor dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan koloni jamur


Ringworm merupakan salah satu dermatofitosis yang sering menyerang semua jenis kucing dan bahkan bisa menular ke manusia. Gejalanya berupa lesi kemerahan melingkar seperti cincin (ring) yang khas dengan sedikit sisik, dan menyebabkan kebotakan pada area tersebut. 

Kucing yang terkena ringworm di area hidung (http://www.ringwormskin.com)

3. Infeksi sekunder akibat bakteri

Infeksi kulit oleh bakteri umumnya berkembang akibat dari masalah kulit lainnya atau biasa disebut infeksi sekunder. Misalnya akibat dari scabies dan dermatofitosis kucing menggaruk-garuk kulitnya hingga terluka dan tidak segera diobati, luka terbuka dan basah mengundang bakteri untuk berkembangbiak dan dapat memperparah kondisi. Infeksi yang ditimbulkan bakteri dapat menimbulkan abses, bernanah/pyoderma, bau, dan radang. Infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter hewan, selain itu juga yang terpenting menjaga kebersihan luka. 
Kasus pyoderma pada kucing (http://vetbook.org)

4. Alergi terhadap pakan

Reaksi gatal-gatal, kemerahan maupun kebengkakan merupakan suatu respon tubuh akibat adanya pelepasan mediator peradangan yaitu histamin karena masuknya  alergen. Alergen salah satunya dapat berasal dari makanan. Protein pada pakan adalah pencetus reaksi alergi pada tubuh hewan kesayangan kita. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan dapat dikonsultasikan ke dokter hewan.
Perlu diingat, kucing merupakan karnivora sejati sebaiknya diberi makan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hindari memberikan karbohidrat  seperti nasi, roti, ataupun makanan manusia yg berbumbu lainnya. Pada kasus ini dokter hewan akan memberikan diet yang tepat sesuai dengan kebutuhan kucing kesayangan kita. 
Bintik-bintik kemerahan akibat alergi makanan (http://pets.webmd.com)

5. Ketidakseimbangan hormonal

Gejala gatal, kemerahan, bulu rontok, dan gangguan lainnya juga dapat diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Kebotakan yang diikuti dengan penebalan dan penggelapan area kulit dapat disebabkan oleh gangguan ketidakseimbangan hormone kortisol, akibat pemberian obat-obatan korticosteroid. Selain itu gangguan hormone lainnya,  hypertiroidism merupakan akibat dari peningkatan hormone thyroid yang berlebihan, dengan gejala klinis yang nampak pada kondisi kulit adalah bulu kusam, kebotakan, keras dan kemerahan
Hipertiroidism pada kucing (http://www.cat-health-guide.org)

Stud tail merupakan kondisi yang terjadi akibat peningkatan ekskresi kelenjar minyak di area pangkal ekor kucing jantan yang sedang mengalami ketidakseimbangan hormone testosterone. Umumnya terjadi pada umur menjelang pubertas/dewasa. Gejalanya tampak pangkal ekor terlihat basah, lengket dengan tekstur seperti lilin, kasar, bahkan rontok. Kondisi yang lembap ini dapat memicu infeksi jamur dan bakteri. Ekor dapat rutin dibersihkan dengan shampo khusus yang sudah direkomendasikan oleh dokter hewan. Kondisi ini dapat berkurang bahkan menghilang jika kucing jantan sudah disteril. 
Kondisi Stud tail (http://www.catdandruffclinic.com)


Pencegahan yang dapat dilakukan di rumah:

1. Perhatikan kebersihan kandang, litter box, wadah pakan dan lingkungan sekitar rumah. Rutin bersihkan kandang, terutama litter box wajib dibersihkan dan diganti tiap harinya. Kebersihan pangkal kesehatan.

2. Rutin grooming si manis 7-10 hari sekali, jika grooming di rumah perlu diperhatikan bahwa bulu wajib dikeringkan dengan blower hingga kering sempurna. 

3. Jauhkan si manis dari area yang basah dan becek seperti kamar mandi, terutama pada ras berbulu panjang, segera keringkan jika si manis kebasahan atau kehujanan.

4. Rajin membersihkan telinga sehingga kucing kita terhindar dari kutu telinga yang dapat menyebabkan kegatalan sampai si manis sering menggaruk-garuk hingga luka, basah dan menyebabkan infeksi sekunder

5.   Pemberian pakan dengan gizi yang baik dan cukup serta suplemen dapat membuat tubuhnya sehat. Karena nutrisi dan daya tahan tubuh yang baik akan menurunkan resiko terjadinya penyakit, termasuk penyakit kulit.

6. Jika memiliki beberapa hewan dirumah, pisahkan yang sakit dengan yang sehat, kucing yang sedang menderita penyakit kulit terutama yang bersifat infeksius perlu dikandangkan sendiri agar tidak menular ke yang lain.

7. Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah berinteraksi dan merawat hewan kesayangan terutama yang sedang sakit kulit, karena penyakit dapat berpindah secara kontak langsung. Untuk mencegah penularan ke diri kita sendiri dan hewan kesayangan kita yang lain.

8. Pencegahan dengan memberikan obat antiparasit. Hal ini perlu konsultasi dan pengawasan dokter hewan kapan waktu pemberian program antiparasit yang tepat untuk hewan kesayangan.

9. Usahakan si manis bermain dan bereksplor di area yang dapat terawasi. Sehingga dapat meminimalisir tertular penyakit kulit dari hewan lain, serta mengurangi resiko trauma kecelakaan atau perkelahian yang dapat menimbulkan luka dan menyebabkan infeksi sekunder bakteri pada kulit.

10. Steril merupakan cara yang efektif untuk mengurangi populasi kucing dan juga meminimalisir kucing terlalu sering main di luar rumah yang dapat beresiko tertular penyakit yang tidak kita inginkan termasuk penyakit kulit. Pada kucing jantan juga dapat menyeimbangkan gejolak peningkatan hormone testosterone yang dapat menyebabkan kondisi stud tail seperti penjelasan di atas.

Seberapa tahukah kita mengenai kondisi kulit dan rambut kucing kesayangan kita di rumah, yuk mulai sekarang coba kita mulai rutin cek kondisi kulit, bulu, dan telinga nya. Karena yang terbaik adalah pencegahan daripada pengobatan. Tingkat keparahan suatu penyakit juga dapat memperburuk kondisi dan lamanya proses penyembuhan. Jangan biarkan hewan kesayangan kita menderita terlalu lama akibat penyakit kulit yang dideritanya. Segera konsultasikan dengan dokter hewan agar dapat diberi tindakan dan pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Ikuti saran yang diberikan dokter hewan karena setiap penyakit berbeda cara penanganannya. Diperlukan kesabaran serta ketelatenan dalam merawat hewan yang sedang mengalami penyakit kulit karena pengobatan penyakit kulit memerlukan proses yang lebih lama dan kedisiplinan dalam pengobatan.

Semoga informasinya bermanfaat,

Drh. Ajeng Herpianti
Klinik Hewan Bogor Myma Pet House


Wednesday, July 19, 2017

Hewan Gendut, Lucu atau Bahaya?

Banyak pet owner yang ingin hewan kesayangannya gendut. 

 

"dok, anjing saya gimana ya caranya biar bisa gendut banget gitu, lucuu! kayak bantal!"


atau

"dok, kucing saya beratnya kok ga naik2 lagi ya, udah 4.5 kg nih. pengen deh keliatan semok kayak kucing2 di tv"


Hati-hati ya pet lovers, gendut bukan berarti sehat. Kelebihan berat badan pada hewan berarti meningkatkan resiko penyakit. Mungkin dampaknya tidak sekarang, bisa jadi baru muncul pada saat kucing / anjing berumur 4 tahun atau lebih.

Lalu, berapakah berat badan yang ideal untuk anjing dan kucing? Jawabannya tergantung dari ukuran rangka hewan itu sendiri. Kita akan bahas berat badan ideal anjing dan kucing berdasarkan Body Condition Score (BCS). BCS adalah penilaian kondisi tubuh berdasarkan estimasi visual lemak bawah kulit di sekitar tulang ekor, pinggul, dan tulang punggung menggunakan skor.
  Body condition score (BCS) yang digunakan saat ini adalah skor 1-9, dimana skor paling kurus adalah 1 dan paling gemuk 9. angka ideal ada di 4-5. 

 Gambar 1 BCS kucing

Gambar 2 BCS anjing medium

Parameter dari tiap skor adalah:

1. Bila dilihat dari atas, pinggang hewan masih terlihat berbentuk
2. Bila dilihat dari samping tulang rusuk teraba 1 lapis otot
3. Bila dilihat dari samping, area perut bawah terlihat ramping, tidak terlalu kurus namun tidak teraba lemak berlebih.

Untuk hewan dengan rambut panjang, perlu dilakukan perabaan, karena cenderung terlihat "gemuk" atau normal padahal bisa saja hewan sebenarnya kekurangan berat badan. 

Diperlukan keterampilan untuk bisa membaca BCS, sehingga tidak salah dalam menentukan skor. Setiap kekurangan atau kelebihan skor, akan di evaluasi oleh dokter hewan. Mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya. 

Pemberian obat cacing secara teratur, makanan berkualitas dan sesuai porsi, serta exercise yang cukup akan membuat hewan sehat dan mempunyai berat badan ideal. 

berikut tanya jawab yang sering kami dapatkan setelah memberikan penjelasan mengenai BCS.

Q: Bila hewan gemuk, apakah berbahaya?
A: Tentu! hewan yang kelebihan berat badan dan obesitas dapat beresiko terkena penyakit diabetes, gangguan jantung, gangguan kencing (terutama pada kucinh jantan), pada ras tertentu bisa mengalami "syaraf kejepit"

Q: waduh dok, kayak orang aja penyakitnya. bahaya banget dong ya? tapi kan lucu dok, gendut gitu
A: kalau udah sakit, jadi ga lucu lagi hehehe. sedih lihat mereka sakit, karena ga bisa bicara dan biasanya mereka menunjukkan gejala sakit setelah kondisi yang cukup parah. Selain itu, hewan sakit perlu mendapat perawatan, tentu biayanya pun akan besar bila berkaitan dengan penyakit-penyakit serius.

Q: Kalau terlalu kurus, cara menambah berat badan secara cepat gimana ya?
A: tidak ada cara yang benar-benar "cepat" untuk menaikkan berat badan. perlu di evaluasi apa penyebab kekurangan berat badan (faktor penyakit dari luar, hormon, makanan, atau misal kelainan bawaan dari lahir) sehingga dokter hewan dapat menentukan tindakan lanjutan apa yang paling tepat. 

Q: Kalau sudah terlalu gemuk, apa yang harus dilakukan?
A: dokter hewan akan menghitung kelebihan berat badan berdasarkan BCS, kemudian hewan akan mendapatkan diet khusus untuk menurunkan berat badan. Diet tersebut akan diberikan dengan jumlah khusus dan jadwal yang ketat. Hewan akan di evaluasi 2 minggu sekali untuk mengetahui perkembangan diet yang di jalankan.

Setelah membaca tanya jawab di atas, pet lovers akan semakin paham betapa pentingnya mempertahankan berat ideal hewan kesayangan anda. Konsultasikan mengenai berat badan hewan kesayangan anda kepada dokter hewan kepercayaan pet owner ya. 

Semoga artikelnya bermanfaat,

Drh. Anastasia Narani
Klinik Hewan Bogor
Myma Pet House

Saturday, April 29, 2017

Kapan Hewan Kesayangan Saya Harus di Rawat Inap?

Tidak sedikit kasus anjing dan kucing sakit hingga harus di rawat inap di klinik / rumah sakit. Pemilik hewan seringkali bingung dan panik dalam menghadapi kondisi hewannya yang sakit. 

Kapan harus di rawat inap? kapan bisa rawat jalan?
Ada beberapa kriteria hewan harus di rawat inap: 1. Hewan tidak makan dan minum.
Tidak bisa makan sendiri ataupun tidak bisa disuapin. tubuh memerlukan nutrisi dan cairan. saat sakit keduanya harus tetap terpenuhi agar tubuh dapat melawan penyakit dan semua organ tetap berfungsi normal. Pada kasus ini, minimal hewan mendapat cairan melalui infus.

2. Tidak sadarkan diri.
Hewan yang tidak sadarkan diri harus segera mendapat penanganan medis. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membawa hewan tidak sadarkan diri menuju dokter hewan adalah:
- Posisi kepala dan leher tidak tertekuk sehingga jalan nafas tidak tertutup.
- Bila memungkinkan memberikan oksigen selama perjalanan ke klinik hewan.
- Tidak memaksakan memberikan makanan dan minuman pada hewan yang tidak sadarkan diri sehingga beresiko tersedak.
- Tetap tenang dan atur sirkulasi udara dalam mobil agar hewan tidak mengalami heat stroke.

3. Memerlukan observasi medis.
Beberapa penyakit dan kondisi pasca operasi mengharuskan pasien untuk tetap  berada di bawah pengawasan dokter. Untuk melihat gejala yang mungkin muncul, melihat jahitan operasi, hasil darah selama beberapa waktu, reaksi obat, rontgen berkala dan memerlukan tindakan khusus lainnya.

4. Pemasangan alat medis tertentu.
Pada kasus FLUTD, kucing harus tetap tinggal di klinik minimal 3-5 hari untuk dipasang kateter. Kucing tidak dapat dibawa pulang agar penggunaan kateter di bawah pengawasan dokter hewan.

5. Bedah dan Trauma.
Sebelum dan Pasca Bedah dibutuhkan perawatan khusus pada hewan. Begitu pula hewan yang mengalami trauma fisik, seperti jatuh, tertabrak, berantem dengan hewan lain. Sebaiknya dilakukan perawatan di klinik hewan.
Masih banyak faktor lain yang mungkin belum dicantumkan, konsultasikan ke dokter hewan anda untuk informasi lebih lanjut.
Mudah-mudahan informasi nya bermanfaat. 

Drh. Anastasia Narani
Myma Pet House

Wednesday, March 1, 2017

Makanan Hewan Kesayangan. Home Made atau Makanan Kemasan?

Nutrisi merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan hewan kesayangan. Nutrisi yang baik akan memaksimalkan kesehatan hewan kesayangan, memelihara daya tahan tubuh, dan berkontribusi untuk kulit yang sehat dan bulu yang indah. Sehingga, pemilihan makanan menjadi hal yang harus diperhatikan.
Seringkali owner bingung untuk memberikan makanan kucing/ anjing kesayangan. Pemberian makanan dapat memilih antara makanan buatan rumah (homemade) atau makanan kemasan yang diproduksi pabrikan (komersil). Makanan homemade dan komersil memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut kelebihan dan kekurangan homemade dan komersil pet food

Makanan buatan rumah (homemade)
+ dapat mengkreasikan sendiri menu makanan
+ tanpa bahan pengawet
+ bisa memanfaatkan bahan makanan di rumah
+ terasa lebih murah
+ membutuhkan waktu untuk memasak
+ daya simpan sangat pendek
- tidak dapat mengukur nutrisi yang seimbang
- tidak dapat menghitung kalori sesuai kebutuhan 
- tidak ada tambahan vitamin

Makanan komersil
+ dapat ditemukan di supermaket / petshop
+ nutrisi seimbang
+ sudah mencakup vitamin dan mineral
+ kalori dapat dihitung sesuai kebutuhan
+ tidak perlu waktu lam untuk menyiapkan makanan
+ daya simpan lebih lama
+ beberapa merk sudah menambahkan antioxidant dalam produknya
+ memiliki banyak jenis sesuai umur, aktivitas, jenis, dan harga nya pun bervariasi 
- beberapa merk memakai pengawet
- membutuhkan pengeluaran yang cukup besar untuk beberapa merk

Makanan homemade pun sebenarnya membutuhkan waktu  unruk memasak dan penggunaan gas tidak dihitung, sehingga bila di kalkulasikan, juga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Bagaimana dengan raw food (makanan mentah)?

Pemberian makanan mentah memang sedang naik daun. makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu tidak kehilangan vitamin dan mineral aibat proses pemanasan. Namun, perlu diingat bahwa makanan mentah beresiko membawa penyakit dan terkena cemaran bakteri. Sebut saja E. coli,  Salmonella, hingga toxoplasma. Sehingga, pemberian  raw food  sebaiknya dihindari, mengingat pula rantai dingin dan kebersihan produk makanan di Indonesia belum maksimal. Akibat salah persepsi dan kurangnya informasi, banyak pet lovers memberikan raw food seperti kuning telur, daging, jeroan, dan tulang. 

Bolehkah memberikan tulang pada hewan kesayangan?

Pemberian tulang sebaiknya dihindari karena dapat melukai saluran cerna anjing dan kucing. Tulang kaki dan kepala ayam adalah salah satu yang paling sering diberikan. Pemberian tulang ayam meski sudah di masak ataupun di hancurkan tetap memiliki resiko yang sama.

Semoga informasinya bermanfaat
drh. Anastasia Narani
Klinik Hewan Bogor Myma Pet House

Thursday, November 17, 2016

CAT FLU – Jangan Anggap Remeh!

Cat flu atau flu kucing merupakan sebutan umum untuk infeksi saluran pernapasan atas pada kucing. Penyakit ini umum ditemukan pada kucing dan sangat menular. Umumnya cat flu disebabkan oleh 2 virus yaitu Feline Calici Virus dan Feline Rhinotracheitis virus (meskipun bakteri seperti chlamidya dapat pula menyebabkan infeksi saluran pernafasan). Pada kitten dan kucing yang belum pernah mendapat vaksinasi, cat flu bersifat fatal. 

Gejala Klinis

Umumnya dimulai dengan penurunan nafsu makan, lesu, demam. Selanjutnya dapat menunjukkan gejala klinis yang lebih jelas seperti mata bengkak - berair, bersin, ingus yang terus menerus keluar, sariawan (hingga mulut berdarah), ataupun infeksi telinga.

Gejala cat flu (sumber: kittentoob)
Cairan yang muncul dari hidung dan mata dapat transparan hingga berwarna kehijauan. Pada kasus ini, infeksi bakteri sudah ikut berperan. Cat flu dapat berakibat fatal hingga kematian, sehingga penanganan yang cepat sangat membantu mengurangi resiko munculnya komplikasi akibat infeksi ini.

Penanganan Cat Flu

Segera bawa ke dokter hewan untuk mendapat pengobatan secepatnya. Bila kucing tidak mau makan, dokter akan menyarankan pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi. Bila diperlukan, akan diberikan vitamin dan antibiotik. 
Perlu diingat, pemberian makanan secara paksa pada hewan yang flu dapat berakibat fatal. Kosultasikan kepada dokter hewan mengenai pengobatan yang terbaik.
Infeksi virus tidak ada obatnya, sehingga diperlukan daya tahan tubuh yang baik agar kucing bisa melawan infeksinya. Pemberian infus dan antibiotik diharapkan membantu mencegah dehidrasi dan mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri. Pastikan, tidak memberi makanan mentah (termasuk kuning telur) pada hewan anda.

Penularan Cat Flu

Virus ini menular melalui udara, sehingga penyebaran dapat terjadi sangat cepat. Sama seperti flu pada manusia, penularan utama adalah melalui bersin. Virus dapat bertahan di luar tubuh hewan selama 24 jam (untuk virus Feline Herpes Virus penyebab rhinotracheitis) dan 7-10 hari (untuk calici virus). Sehingga sanitasi yang baik pada alat dan kandang perlu diperhatikan.

Pencegahan Cat Flu

Apakah ada cara mencegahnya?
Tentu! Cat flu dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi secara rutin oleh dokter hewan. Vaksinasi hanya dapat diberikan pada hewan sehat, sehingga konsultasikan pemberian vaksin untuk kucing kesayangan anda.

Semoga informasi nya bermanfaat

Drh. Anastasia Narani

Klinik Hewan Bogor Myma Pet House